
Beberapa hari terakhir, warga di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, lagi heboh banget gara-gara stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah SPBU makin menipis. Banyak kendaraan, baik mobil maupun motor, harus antre panjang dari pagi buta sampai siang bolong demi dapetin jatah bensin atau solar. Bahkan, ada yang rela bawa jerigen tambahan biar nggak bolak-balik.
Situasi ini bikin masyarakat mulai waswas. Aktivitas sehari-hari jadi terganggu, apalagi buat nelayan dan sopir angkot yang hidupnya bergantung sama BBM. Kalau stok terus seret, otomatis penghasilan mereka juga ikut terancam. Nggak sedikit warga yang curhat kalau harga di pengecer jalanan jadi naik gila-gilaan.
Antrean Panjang Bikin Warga Resah
Bayangin aja, antrean kendaraan bisa sampai ratusan meter. Ada yang kesal, ada juga yang pasrah sambil ngopi di warung depan SPBU nunggu giliran. Beberapa pengendara bahkan ada yang batal isi karena stok udah habis duluan. “Baru jam 10 pagi aja udah habis, gimana kita mau kerja?” keluh salah satu warga.
Yang bikin tambah panas, beberapa orang merasa distribusi nggak merata. Ada SPBU yang kehabisan stok lebih cepat, sementara ada juga yang katanya masih lancar. Kondisi ini bikin gosip liar bermunculan, mulai dari isu penimbunan sampai dugaan ada permainan di jalur distribusi.
Reaksi Pemerintah Daerah
Nggak tinggal diam, pemerintah daerah langsung buka suara soal krisis mini ini. Bupati Pesisir Selatan ngaku udah komunikasi dengan Pertamina buat memastikan suplai BBM segera normal lagi. Katanya, ini hanya masalah distribusi yang lagi tersendat, bukan karena stok nasional habis.
Pihak Pertamina sendiri juga kasih klarifikasi. Mereka bilang pasokan sebenarnya aman, cuma memang ada kendala teknis di jalur distribusi. Pertamina janji akan segera tambah pasokan buat wilayah Pesisir Selatan biar warga nggak lagi pusing ngantre panjang.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Kelangkaan BBM bukan cuma bikin repot pengendara pribadi. Nelayan yang biasanya berangkat melaut subuh harus nunda karena nggak kebagian solar. Sopir angkot pun mulai ngeluh karena pemasukan harian mereka turun drastis. Di sisi lain, ojek online dan pedagang kecil juga kena imbas, soalnya biaya operasional naik.
Kalau kondisi ini terus berlarut, bisa bikin harga kebutuhan pokok di pasar ikutan naik. Ongkos distribusi logistik pasti lebih mahal, dan ujung-ujungnya masyarakat kecil yang paling kena dampaknya.
Jalan Keluar yang Dinanti Warga
Warga berharap pemerintah daerah bareng Pertamina bisa lebih sigap dalam ngatasi masalah ini. Nggak cuma janji, tapi ada bukti nyata biar antrean nggak jadi pemandangan rutin tiap hari. Sistem distribusi juga harus lebih transparan supaya masyarakat percaya kalau nggak ada permainan di belakang layar.
Di tengah situasi kayak gini, solidaritas antarwarga juga penting. Banyak yang saling berbagi info soal SPBU mana yang masih buka, bahkan ada yang rela gantian antre buat temen atau keluarga. Walaupun kesal, warga tetap berharap masalah ini cepat selesai, biar kehidupan kembali normal.