
beritasumbar.org – China tengah merancang proyek ambisius untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di luar angkasa, dengan tujuan memancarkan energi matahari langsung ke Bumi. Proyek ini dijuluki sebagai “Bendungan Tiga Ngarai di luar angkasa,” merujuk pada bendungan terbesar di dunia yang terletak di Sungai Yangtze, yang mampu menghasilkan sekitar 100 miliar kilowatt-jam listrik setiap tahunnya.
Rencana dan Tahapan Proyek
Ilmuwan utama proyek ini, Long Lehao, yang juga merupakan kepala perancang roket Long March China, mengungkapkan bahwa proyek ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap:
- Verifikasi dan Desain (2011–2020): Tahap awal ini fokus pada penelitian dan pengembangan konsep serta teknologi yang diperlukan untuk PLTS luar angkasa.
- Pembangunan Sistem Orbit Rendah (2021–2025): Pada fase ini, China berencana membangun sistem pembangkit listrik di orbit rendah Bumi sebagai uji coba awal.
- Peluncuran dan Perakitan (2026–2040): Tahap ini melibatkan peluncuran dan perakitan komponen PLTS di orbit geostasioner, sekitar 36.000 km di atas permukaan Bumi.
- Operasi Komersial (2036–2050): Setelah semua tahap sebelumnya berhasil, PLTS luar angkasa diharapkan mulai beroperasi secara komersial dengan masa pakai desain selama 30 tahun.
Teknologi dan Infrastruktur Pendukung
Untuk merealisasikan proyek ini, China mengembangkan roket super berat Long March-9 (CZ-9) yang mampu mengangkut beban hingga 150 ton ke orbit rendah Bumi. Roket ini dirancang untuk meluncurkan komponen-komponen besar PLTS ke luar angkasa.
PLTS luar angkasa akan mengumpulkan energi matahari yang lebih intens dibandingkan di permukaan Bumi, karena tidak terpengaruh oleh atmosfer atau kondisi cuaca. Energi yang dikumpulkan akan diubah menjadi gelombang mikro dan ditransmisikan ke stasiun penerima di Bumi, kemudian dikonversi kembali menjadi listrik.
Tantangan dan Prospek
Meskipun proyek ini menjanjikan solusi energi terbarukan yang signifikan, terdapat berbagai tantangan teknis dan finansial. Biaya pembangunan diperkirakan mencapai 8 triliun yuan, setara dengan investasi untuk membangun ratusan Bendungan Tiga Ngarai. Namun, dengan kapasitas ekonomi dan teknologi saat ini, China diyakini mampu merealisasikan proyek ini.
Jika berhasil, PLTS luar angkasa ini berpotensi mengumpulkan energi dalam jumlah yang setara dengan total minyak bumi yang dapat diekstraksi dari Bumi dalam satu tahun, memberikan kontribusi besar terhadap kebutuhan energi global dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Proyek ini mencerminkan komitmen China dalam mengeksplorasi solusi energi inovatif dan berkelanjutan, serta menegaskan posisinya sebagai pemimpin dalam teknologi luar angkasa dan energi terbarukan.